"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan"

Senin, 11 Januari 2010

Salam Rekat Silatur Rahmi

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah begitu banyak memberikan ni'mat dan karunia, sehingga saya masih bisa bernafas untuk menorehkan kata demi kata.


Sholawat dan salam saya haturkan kepada junjungan umat Nabi Muhamada SAW, yang telah membawa umat ini dari kegelapan kepada cahaya terang benderang, dari zaman kebodohan ke zaman kegemilangan, tak lupa kepada keluarganya, shohabat dan kepada kita umatnya.


Dizaman sekarang yang sudah serba cepat, baik dari segi informasi masupun dari segi kebudayaan, sepertinya negeri kita tercinta Indonesia sudah begitu banyak berubah, dulu kita tidak pernah tahu adanya beberapa keboborokan moral anak negeri ini, salah satu contohnya ada banyaknya pembunuhan [pembunuhan jasmani maupun karakter], . Nah sebagai orang yang ingin peduli, pada kesempatan ini saya ingin berbagi informasi, agar hati kita bisa tergugah untuk mengamalkan ajaran islam.


Mungkin Blog ini hanya berisikan gambar atau tulisan sederhana, namun ibarat pepatah, saya cuma ingin memberikan kailnya saja untuk memancing silahkan anda cari sendiri, toh nasihat yang terbaik adalah nasihat yang berasal dari diri sendiri.


Demikianlah semoga blog ini akan bermanfaat, khusus untuk diri sendiri maupun untuk orang lain.


Dan sebagai manusia yang sedang belajar, tentunya blog ini sudah pasti tidak sempurna dan pasti memiliki bermacam kekurangan, untuk itu saya memohon bimbingan dan tegur sapa dari para blogger senior.



Salam Rekat Silatur Rahmi

Juhdi Mustopa

Jejak Sahabat Nabi

Mengikuti Sahabat Nabi

Dalam istilah agama, yang di sebut dengan sahabat adalah seorang yang hidup pada zaman Rasulallah, yang pernah atau belum pernah berjumpa/melihat, dalam waktu lama atau hanya sebentar saja. "Sahabat" adalah sebutan yang diberikan nabi untuk kaum muslimin yang hidup pada zamannya. Mereka adalah orang - orang yang beruntung karena bisa melihat, menyaksikan, menerima langsung pelajaran Islam dari sumber utama dan pertama. Sudah tentu amalan mereka masih asli. Tidak ada pikiran untuk merekayasa, apalagi merubah ajaran yang telah di contohkan nabi. Berkenaan dengan kedekatan para sahabat dengannya, kemudian terdapat pesan nabi untuk kaum muslimin dan muslimat untuk masa setelahnya nabi sampai pada zaman sekarang ini. Dengan mengikuti jejak para sahabat akan sangat memungkinkan amalannya sama dengan amalah Rasulallah. Makanya Rasul selalu menekankan agar kaum muslimin senantiasa mengikuti para sahabatnya.

Dalil pertama (dalam hadits Arbain Nawawy), hadits nabi :

Rasulallah pernah bersabda : Aku berpesan kepadamu, Hai kaum muslimin, hendaknya kalian selalu bertaqwa dan taat kepada Allah, meski yang memerintah itu seorang hamba sahaya. Sebab pada kehidupan kalian suatu hari nanti akan mengalami berbagai perbedaan (konflik). Maka tetaplah kalian pada sunnahku (jalan/jejak) dan jejak para Khulaga'ur Rasyidin yang mendapatkan hidayah Allah (HR Abu Dawud dan At Tirmidzi, hadits hasan shohih)

Dalil kedua, yang dimuat dalam kitab Al Muwaththa:

Imam Malik meriwayatkan hadits (yang berstatus mursal), Rasulallah bersabada : Aku wariskan dua hal yang apabila kalian berpegang pada keduanya tak akan tersesat selamanya, yaitu kitab Allah (Al - Qur'an) dan sunnah Rasulallah (Hadits). Oleh karena itu, wajib bagi kalian, hai saudara - saudaraku, mengikuti Ahlussunnah Wal Jama'ah, serta tetap pada jalan mereka. Apabila kalian lalim, tentu golongan kalian akan bercerai berai. Demikian pula apabila kalian lalim dari jalan Allah. Ingat firman Allah : Janganlah kalian mengikuti jalan - jalan selain tununan nabi, karena jalan itu mencerai - berai kalian dari jalan Allah. oleh karena itu, kalian bisa jadi lalim dan bercerai - berai, menjalankan bid'ah, dan jauh dari perkara haq (benar). yang di maksud dengan sunnah adalah tuntunan Rasulallah dan sahbat - sahabatnya, dan jalan orang - orang yang mengikuti Rasulallah dan sahabat - sahabatnya, baik pada bidang akidah, amaliyah (perbuatan), ataupun qauliya (ucapan), lihat Al - Majalis As Saniyah Syarh Arba'in Nawawy.

Dalil ketiga (lihat kitab Ibid), sebuah hadits (berstatus marfu) :

Allah berpihak pada sahabat - sahabatku. Hendaknya kalian tidak mempermainkan mereka setelah aku tinggalkan. Siapa mencintai mereka karena mencintai aku, aku juga akan mencinatai mereka. Siapa yang membenci mereka karena benci kepadaku, maka aku akan membencinya. Siapa yang menyakiti mereka maka sama halnya telah menyakiti aku, dan siapa yang menyakiti aku berarti sama halnya dengan menyakiti Allah. Siapa yang menyakiti Allah, akan di usulkan untuk dicabut nyawanya. Syeh Abdul Qadir Jilany dalam kitab Al Ghinniyah menyampaikan : Seorang muslim haruslah mengikuti faham Ahlussunnah Wal Jama'ah. Ahlussunnah artinya mengikuti tuntunan Rasulallah, dan jama'ah artinya mengikuti apa yang telah menjdai kesepakatan sahabat - sahabat Rasulallah.

Ahlussunnah Wal Jama'ah

Ahlussunnah Wal Jama'ah Dalam Bilik Tradisi Orang - Orang NU

Karya H. Munawir Abdul Fattah

Ahlussunnah Wal Jama'ah

Ahlussunnah Wal Jama'ah terdiri dari kata Ahlun yang artinya Golongan, Sunnah artinya hadits, dan Jama'ah artinya mayoritas. Maksudnya, golongan orang - orang yang ibadah dan tingkah lakunya selalu berdasarkan pada Alqur'an dan Hadits, sementara pengambilan hukum Islamnya mengikuti mayoritas ahli fiqih (sebagian besar ulama ahli hukum fiqih).

Dalam mengamalkan ritual agamanya, kaum Sunni (sebutan kaum yang mengikuti faham Ahlussunnah Wal Jama'ah) menganut satu dari madzhab empat : Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hambali, serta mengikuti Abu Hasan Al - Asy'ari dan Imam Al - Maturidi dalam bidang akidah, keduanya dipandang sebagai ulama besar yang telah berjasa mengibarkan bendera "Ahlussunnah Wal Jama'ah" dan menyatakan diri keluar dari Mu'tazilah.

Ulama empat tersebut diatas telah diakui para ulama seluruh dunia sebagai ulama yang sangat mumpuni dan termasuk tingkatan Mujtahid (karena kedalam ilmu agamanya, mereka berhak mengambil ketentuan ijtihad atas hukum Islam dari sumbernya, yakni Al-Qur'an dan Hadits. Hal ini tentu saja tidak menafikan sebagian kecil yang mengangkat Imam Mujtahid dengan dukungan beberapa Ulama saja.

Kenapa warga NU mendasarkan amalan agamanya pada Islam Ahlussunnah Wal Jama'ah ? Ini berdasar pada hadits, yang pertama (dalam kitab I'tikad Ahlussunnah Wal Jama'ah, Sirajuddin Abbas) yang artinya :

Rasulallah bersabda : Demi Zat yang jiwaku ada dalam genggaman-Nya, umatku akan terpecah menjadi 73 golongan, satu masuk surga dan yang 72 masuk neraka. Seorang sahabat bertanya : Siapa itu ya Rasul ? Jawab Rasul : Ia adalah golongan Ahlussunnah Wal Jama'ah (HR. At Thabrani).

Dalil yang kedua (dalam kitab Al Mihal Wa An Nihal, M. Abdul Karim) yang artinya :

Rasulallah bersabda : Umatku akan terpecah menjadi 73 golongan, satu selamat (masuk surga) dan lainnya rusak (masuk neraka). Sahabat bertanya : Siapakah yang selamat itu ya Rasul ? Jawab Nabi :Ahlussunnah Wal Jama'ah. Sahabat yang lain bertanya : Siapakah golongan Ahlussunnah Wal Jama'ah itu ? Jawab Nabi : Yang sekarang bersamaku dan sahabat - sahabatku.

Dasar ketiga, hadits Nabi :

Rasulallah bersabda : Bani Israil telah terpecah menjadi 72 golongan. Umatku juga akan tepecah menjdai 73 golongan, semuanya masuk neraka kecuali satu. Sahabat - sahabat kemudian bertanya Siapa itu ya Rasul ? Jawab Nabi : Yang sekarang bersamaku dan sahabat - sahabatku (HR. At Tirmidzi).